EMPAT FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK ANTARA RUSIA DAN UKRAINA
In less than 24 hours. Rusia Launched its most brutal airstrike on Ukraine since the invasion began. Major cities like Kyiv and Sumy were the main targets. Missile after missile destroyed critical infrastructure, killed dozens of civilians, and plunged Ukraine back into martial law.
Bayangkan sebuah pagi yang tenang di perbatasan Sumy sejumlah tentara muda tengah berbaris rapi ada yang baru saja menyelesaikan pelatihan menembak, dan ada pula yang sibuk menyiapkan perlengkapan di Barak.
Tak ada yang tahu, bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir mereka melihat langit dari ketinggian ratusan ribu kaki sebuah rudal balistik melesat tanpa suara. Iskander-m sebuah nama yang kini tak hanya dikenal di medan perang, tapi juga menjadi simbol ketakutan baru dalam perang modern.
Dalam satu hantaman presisi di kemah pelatihan itu rata dengan tanah 70 prajurit gugur, 20 di antaranya ialah instruktur militer, tak ada peringatan, tak ada sirene, dan tak ada kesempatan untuk menyelamatkan diri.
Yang lebih memilukan wilayah yang seharusnya dijaga dengan sangat ketat justru menjadi titik paling rawan. Tapi, pertanyaannya ialah bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Apakah ini kesalahan strategi atau bukti, bahwa Ukraina kini benar-benar kehabisan pelindung? Hari ini kita akan mengupas bukan hanya kekuatan mematikan rudal iskander-m, tapi juga bagaimana perang tak hanya dimenangkan oleh senjata, melainkan oleh ketakutan keraguan, dan keputusan yang salah.
Serangan mendalam kembali mengguncang wilayah Sumy kali ini rudal balistik iskander-m diluncurkan oleh angkatan darat Rusia menghantam di sebuah kemah pelatihan militer Ukraina. Hasilnya tidak main-main sekitar 70 prajurit tewas termasuk di antaranya 20 orang yang bertugas sebagai instruktur serangan ini menjadikan salah satu pukulan paling menyakitkan bagi KIF dalam beberapa pekan.
Kementerian Pertahanan Rusia pun angkat bicara mereka menyebut operasi ini merupakan hasil dari misi pengintaian yang dilakukan oleh pasukan mereka, bukan hanya merenggut banyak nyawa, serangan ini juga meratakan sebuah gudang amunisi, dan menghancurkan tak kurang dari 10 unit kendaraan militer milik Ukraina yang berada di lokasi tersebut. Tragedi di Sumy memunculkan satu pertanyaan besar siapa yang akan bertanggungjawab?
Banyak kalangan yang menilai, bahwa petinggi militer Ukraina seharusnya menyadari risiko besar yang menempatkan kemah pelatihan di wilayah yang sudah berkali-kali menjadi sasaran serangan Rusia. Namun anehnya justru di sanalah lokasi itu didirikan. Adapun alasan dibalik keputusan ini ialah demi memperkuat zona penyangga, demi melindungi Sumy dari serangan lebih lanjut, sayangnya keputusan tersebut berujung bencana akibatnya sorotan tajam pun mengarah ke jajaran militer Ukraina.
Kritik bermunculan dari berbagai penjuru termasuk dari Mariana Bezuhla salah satu Anggota Parlemen Ukraina di Verkov Nahrada, dia secara terbuka mengecam keputusan yang menempatkan kemah pelatihan hanya 50 km dari perbatasan Rusia jarak yang dianggap terlalu dekat, san sangat rentan di serang.
Tak hanya Bezuhla, sejumlah anggota perlemen lainnya juga mempertanyakan logika dibalik keputusan militer tersebut? Mengapa pelatihan justru dilakukan di zona berisiko tinggi, seperti Sumy? Pertanyaan serupa juga datang dari kalangan masyarakat sipil yang menyebutkan, bahwa tindakan itu sebagai keputusan yang gegabah, dan tak bertanggungjawab seolah-olah pasukan ditempatkan begitu saja di depan pintu serangan musuh.
Dibalik tragedi di Sumy ada satu faktor penting yang tak bisa diabaikan persediaan rudal balistik taktis milik Rusia yang jauh lebih besar dibandingkan milik Ukraina. Keunggulan ini telah memberi Moskow kelebihan strategis sejak pecahnya konflik besar pada Februari 2022 terlebih lagi sejak tahun 2023 intensitas serangan dengan sistem iskander-m meningkat drastis karena industri pertahanan Rusia berhasil memperluas produksi rudal balistik 9k720 secara signifikan.
Dengan tambahan pasukan ini militer Rusia mulai menerapkan pendekatan baru di medan tempur. Salah satu taktik yang paling menonjol ialah serangan ganda strategis yang mulai diterapkan secara aktif sejak November 2023, dan menjadi ciri khas serangan jarak jauh Rusia. Taktik ini melibatkan peluncuran dua gelombang rudal ke target yang sama.
Rudal pertama, menghantam sasaran utama, lalu disusul rudal kedua setelah jeda waktu yang telah diperhitungkan biasanya saat pasukan Ukraina mulai mendekat untuk melakukan evakuasi atau pemeriksaan kerusakan efeknya sangat merusak karena rudal kedua seringkali mengenai pasukan bantuan salah satu contohnya, terjadi di Desa Budi wilayah Kark yang tengah diperebutkan oleh rudal pertama menghantam rangkaian kereta menghancurkan beberapa gerbong, dan infrastruktur di sekitarnya saat petugas dari Kementerian Dalam Negeri, dan layanan darurat Ukraina tiba.
Dan rudal kedua, menghantamkan lokasi itu menewaskan Kepala Departemen Distrik Karkif dari layanan darurat. Negara Taktik ini tak hanya menimbulkan kerugian besar, tapi juga membebani mental pasukan Ukraina. Banyak unit kini lebih waspada, dan memilih menunda proses evakuasi karena takut akan serangan susulan. Ketidakpastian semacam ini menciptakan tekanan besar di lapangan dalam sejumlah kasus. Unit Ukraina, bahkan memilih meninggalkan area yang diserang Rusia, bukan karena kekurangan sumber daya, tapi karena kekhawatiran akan datangnya gelombang kedua yang bisa menghantam kapan saja tanpa strategi yang matang.
Dari satuan rudal Rusia sistem iskander-m tetap harus dianggap sebagai salah satu persenjataan paling berbahaya yang dimiliki Moskow. Kapabilitas rudal ini bukan hanya terbukti mampu menghancurkan target-target strategis, tapi juga sanggup menembus pertahanan udara patriot buatan Amerika Serikat yang telah dikerahkan di sejumlah titik penting Ukraina.
Kemampuan ini menjadikan iskander-m bukan sekadar senjata penghancur, tapi juga sebagai pengganda kekuatan tempur yang secara nyata untuk meningkatkan tingkat kerentanan pasukan Ukraina di berbagai wilayah. Keunggulan iskander-m dalam mengelabui sistem patriot berasal dari rancangan teknisnya yang sangat khusus. Saat meluncur rudal ini tak menempuh jalur balistik konvensional, melainkan mengikuti lintasan kusai balistik yang jauh lebih sulit diprediksi.
Selain itu, pada fase akhir penerbangannya rudal ini dapat melalukan manuver mengelak, dan melepaskan umpan untuk mengacaukan sistem pertahanan udara lawan kombinasi manuver ini membuatnya sangat sulit dicegat menjadikan iskander-m salah satu senjata berpresisi tinggi dengan kemampuan bertahan yang juga luar biasa. Dari segi mobilitas sistem iskander-m memiliki keunggulan karena diluncurkan dengan truk 8×8 yang memberinya fleksibikitas tinggi saat dioperasikan. Kemampuan untuk berpindah lokasi dengan cepat membuat sistem ini lebih sulit untuk dilacak, dan dicegah sebelum peluncuran terjadi. Mobilitas tinggi dari platform peluncurnya inilah yang menjadi salah satu faktor utama mengapa sistem ini begitu efektif digunakan di medan tempur yang dinamis.
Fleksibilitas mobilitas iskander-m juga terlihat dalam metode penentuan sasarannya. Rudal ini mampu mengandalkan beragam sumber intelijen untuk mendapatkan data target bisa melalui satelit pesawat pengintai pengamat artileri di darat maupun hasil pemindaian udara yang diolah dalam sistem komputer. Banyaknya jalur penargetan ini menjadikan iskander-m sangat adaptif terhadap berbagai kondisi di lapangan, dan membuatnya mampu menyerang sasaran-sasaran strategisnya milik Ukraina dengan presisi tinggi. Dalam operasionalnya rudal iskander-m melaju dengan kecepatan hypersonik mencapai 6 hingga 7 kali kecepatan suara atau setara dengan 4.600 hingga 5.300 mil/jam dengan lintasan penerbangan di ketinggian lebih dari 164.000 kaki di udara.
Rudal ini menjadi sangat sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun. Selain kecepatan, dan ketinggiannya rudal balistik ini juga memiliki jangkauan sejauh 310 mil menjadikannya sangat mudah menjangkau berbagai wilayah penting di Ukraina termasuk kota strategis seperti Sumy. Begitu mendekati target iskander-m akan menukik tajam ke arah sasaran dengan kecepatan supersonik. Tingkat akurasinya pun sangat tinggi dengan Circular Error Probable (CEP) hanya sekitar 5 hingga 7 m, sehingga peluang melesat dari target hampir tak ada.
Ketika hulu ledak seberat 1700 pon menghantam tanah daya ledaknya mampu meratakan area seluas 25.000 m2 atau kira-kira setara dengan dua lapangan sepak bola dalam satu kali hantaman. Tak mengherankan apabila hingga hari ini iskander-m tetap menjadi senjata andalan dalam invasi Rusia ke Ukraina. Rudal ini memang dirancang khusus untuk menghancurkan target-target kecil mapun area spesifik, seperti sistem artileri pertahanan udara, rudal anti serangan pos komando simpul komunikasi penting serta konsentrasi pasukan musuh. Hal ini berkat adanya sistem pemandu, dan teknologi penguncian.
Targetnya rudal iskander-m tak hanya mampu menghantam sasaran statis, tapi juga efektif untuk menyerang target yang sedang bergerak sekalipun. Efektivitas rudal balistik iskander-m telah mencatat sejumlah pencapaian penting sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Salah satu momen paling mencolok terjadi pada 5 Maret 2024 ketika sebuah sistem peluncur roket m142 high mobility. Artilarry rocket system atau high mars buatan Amerika Serikat dipastikan hancur oleh serangan rudal iskander-m di dekat Nika Norifka wilayah timur Oblas Dunask. Ini merupakan pertama kalinya sistem high mars dihancurkan di medan perang Ukraina sebuah pencapaian simbolis sekaligus strategi bagi Rusia.
Tak berhenti di situ iakander-m juga berhasil menghantam dua peluncur m901 yang disuplai oleh Jerman untuk sistem pertahanan udara patriot mim 104 di sekitar Pokrovk. Serangan ini pun menjadi insiden pertama yang mencatatkan kerusakan pada komponen sistem patriot di wilayah Ukraina. Namun salah satu pukulan yang paling menyakitkan dialami militer Ukraina akibat rudal iskander-m terjadi saat pangkalan udara Krivoy Rock menjadi sasarannya. Serangan tersebut berlangsung pada 8 Juli 2024, dan menyebabkan hilangnya dua aset udara penting milik Ukraina.
Satu jet tempur Mikoyan Make 29, dan satu jet serang Sukoi SU 25. Kehilangan ini bukan hanya berdampak secara material, tapi juga memperlemah daya gempur angkatan udara Ukraina yang sudah berada dalam posisi sulit sejak serangan udara intensif Rusia terus berlanjut dari tahun ke tahun.
Adapun empat faktor penyebab terjadinya konflik antara Rusia, dan Ukraina antara lain:
Semua berawal dari Operasi Serangan Drone Terbesar Ukraina. Operasi militer yang paling canggih Ukraina ini bukan terjadi dalam semalam semuanya. Namun dirancang dalam diam selama 1 seteng tahun penuh tepatnya 18 bulan.
Menurut Badan Intelijen Ukraina, bahwa menyusun strategi bernama Jaring Laba-laba sebuah operasi rahasia yang kini mengguncang jantung militer Rusia serangan diluncurkan pada hari Minggu 117 unit pesawat nirawak, dan drone yang ditujukan langsung ke empat pangkalan udara strategis Rusia, tapi yang membuat dunia terhenyak bukan hanya dronenya, melainkan cara penyusupannya ratusan drone itu ternyata lebih dulu diselundupkan diam-diam ke dalam wilayah Rusia mereka sembunyikan didalam gudang kayu kecil yang diletakkan di atas truk atap gudangnya bisa terbuka otomatis lewat sistem kendali jarak jauh.
Begitu waktu serangan tiba atap terbuka, dan ratusan drone itu langsung lepas landas tepat dari pinggiran pangkalan udara musuh dengan persiapan secerdik itu. Ukraina, lalu meluncurkan serangan secara serempak keempat titik vital milik angkatan udara Rusia pangkalan Ivanovo di wilayah tengah Diagilevo di Riazan olehnya di utara dekat Murmangsk, dan Belaya di Irkutsk yang letaknya sekitar 2.500 mil dari Ukraina sebuah jarak luar biasa untuk operasi drone.
Alhasil menurut Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim, bahwa mereka berhasil menggagalkan serangan di Ivanovo, dan Diagilevo, tapi dua lokasi lainnya tak seberuntung itu. Belaya dihantam telat jarak peluncuran yang terlalu dekat membuat sistem pertahanan Rusia tak sempat bereaksi dampaknya pun fatal sekitar 40 unit pesawat pengebom strategis Rusia dilaporkan rusak parah.
Bahkan terbakar habis di antaranya ada TIU 95, dan TU 22 dua tipe bomber jarak jauh yang dikenal sebagai tulang punggung misi penembakan rudal ke Ukraina. Ironisnya, pesawat-pesawat ini sudah tak diproduksi lagi, artinya memperbaiki kerusakan saja sudah sulit menggantinya nyaris mustahil.
Keberhasilan operasi Jaring Laba-laba menjadi sumber kebanggaan besar dari Ukraina, pasalnya hanya mengandalkan drone mereka berhasil membuat Rusia kehilangan puluhan unit pesawat pengebom strategisnya. Ini bukan serangan sembarangan melainkan sinyal, bahwa pertahanan dalam Rusia bisa ditembus secara sistematis. Ukraina bahkan memperkirakan, bahwa apabila Rusia ingin memulihkan seluruh armada pengebom yang rusak prosesnya akan memakan waktu sangat lama kerugian finansial yang ditaksir mencapai 5,2 poundsterling atau sekitar 7 miliar dolar AS.
Volodymyr Zelensky pun tak menyembunyikan rasa bangganya melalui platform media sosial X dia membeberkan detail operasi ini, dan menyebut, bahwa keberhasilan ini ialah buah dari rencana yang telah disiapkan selama 1 seteng tahun bagi Zelensky. Ini bukan hanya soal strategi militer, tapi juga pembuktian, bahwa Ukraina mampu menyerang balik ke jantung Rusia. Namun dibalik keberhasilan itu ada satu catatan penting lemahnya keamanan internal Rusia.
Operasi ini menunjukkan, bahwa Rusia tak siap menghadapi serangan sedalam ini apalagi hanya dengan armada drone. Ukraina sendiri sebelumnya berharap bisa menggunakan rudal jarak jauh Storm Shadow dari Inggris untuk menyerang ke wilayah yang lebih dalam, namun hingga kini izin penggunaan rudal tersebut masih belum diberikan oleh London, artinya apa yang dicapai Ukraina saat ini murni dilakukan tanpa bantuan persenjataan paling mematikan dari Barat, dan itu justru membuat serangan ini semakin mengejutkan. Karena apa? Keberhasilan ini datang di waktu yang sangat sensitif serangan diluncurkan bertepatan dengan proses diplomasi antara Ukraina, dan Rusia yang sedang bersiap menuju Istanbul Turki untuk menjalani putaran kedua perundingan damai. Langkah Ukraina meluncurkan serangan drone besar-besaran di saat seperti ini bisa jadi dianggap sebagai pengkhianatan terhadap upaya perdamaian, akibatnya bukan tak mungkin serangan ini tak hanya menggagalkan perundingan, tapi juga menyulut kemarahan penuh dari Moskow.
Apabila itu terjadi Ukraina haru siap menghadapi gelombang balasan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Mungkin hari ini Presiden Zelensky bisa merayakan kemenangannya atas keberhasilan ratusan drone yang berhasil menghancurkan 40 unit pesawat pengebom milik Rusia. Tapi, pertanyaannya apakah dia masih bisa merayakan kemenangan itu jika Rusia benar-benar meluncurkan serangan batasan ke KI jika melihat pola-pola sebelumnya Rusia nyaris selalu membalas dengan kekuatan berkali lipat.
Dan apabila kali ini Presiden Vladimir Putin memutuskan untuk turun tangan langsung, maka Ukraina harus bersiap menghadapi gelombang serangan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Seharusnya, Zelensky sadar sejak awal invasi Putin hanya mengerahkan sebagian kecil kekuatan militer Rusia bukan karena tak bisa lebih besar, tapi karena ingin menjaga citra Rusia di panggung Internasional, artinya Rusia ini masih menyimpan banyak kekuatan yang belum digunakan. Jadi, daripada terlalu sibuk memamerkan keberhasilan operasi drone, lebih baik Zelensky justru mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk karena dalam doktrin militer Rusia satu serangan akan dibalas dengan pukulan yang berkali-kali lipat lebih dahsyat.
Apalagi setelah turunnya Joe Biden dari kursi kepresidenan posisi Ukraina semakin terjepit di bawah kepemimpinan Donald Trump bantuan persenjataan tak lagi diberikan secara cuma-cuma setiap bantuan memiliki harga, dan ditengah kondisi ekonomi Ukraina yang terpukul oleh perang membeli peralatan militer dari Amerika Serikat. Hal ini bukan hal yang mudah yang lebih menyedihkan alih-alih mendukung Ukraina Presiden Donald Trump justru mempererat hubungan dengan Rusia, dan mendorong Ukraina untuk menerima kesepakatan damai, meskipun tak menguntungkan. Lantas kemana lagi Ukraina bisa berlindung saat Rusia melancarkan balas dendam terbesarnya dalam sejarah konflik ini satu-satunya harapan yang tersisa kini hanya Uni Eropa-NATO mereka tetap mendukung, tapi hanya dari balik layar demi menghindari risiko jadi sasaran balas dendam Moskow.
Maka, bagi Presiden Zelensky tak ada pilihan lain, selain bersiaga penuh karena apabila hari pembatasan itu tiba satu-satunya yang bisa dilakukan ialah menekan kerusakan serendah mungkin, dan berharap Ukraina masih mampu bertahan.
Rumor yang beredar belakangan ini semakin mengkhawatirkan disebutkan, bahwa Rusia Tengag mempersiapkan serangan balasan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan melibatkan pasukan nuklir kabarnya unit-unit peluncur nuklir sudah dalam status siaga penuh hanya menunggu instruksi langsung dari Presiden Vladimir Putin. Saat ini Putin dilaporkan tengah menimbang segala kemungkinan mulai dari tingkat kerusakan yang akan ditimbulkan hingga dampaknya terhadap Stabilitas Geopolitik Global.
Jika rumor ini benar, maka Ukraina sedang berdiri di ambang mimpi buruk serangan nuklir tak hanya akan menghancurkan Infrastruktur, dan Militer, tapi juga Bisa Meruntuhkan Pemerintahan dalam Hitungan Jam dalam Skenario Paling Gelap Nama Ukraina Bisa Saja Lenyap dari Peta Berubah Menjadi Wilayah Penduduk Penuh Milik Rusia.
Ketika sudah bicara soal nuklir Ukraina tak punya banyak pilihan, bahkan jika Amerika Serikat secara ajaib kembali turun tangan sepenuhnya untuk membantu mereka tetap tak akan bisa menghentikan serangan semacam itu. Semua orang tahu begitu tombol diluncurkan tak ada jalan kembali itulah sebabnya keputusan Zelensky untuk membatalkan proses perundingan damai menjadi titik krusial, sebab Presiden Donald Trump yang justru berambisi menjadi perantara perdamaian mungkin akan membiarkan Moskow menekan Ukraina sampai titik hancur semua ini memang belum pasti, tapi waktu yang akan menjawab, dan hingga hari itu tiba Ukraina tak punya pilihan lain, selain bersiap menghadapi segala kemungkinan buruk karena satu hal yang pasti Rusia tak akan tinggal diam atas penghinaan yang terjadi di pangkalan udaranya.
Sumber: "Putin Vows to Retaliate for Ukraine's Biggest Attack and Russia's Latest Attack on Sumy." Youtube, uploaded by Daftar Populer, 7 Juli 2025, www.youtu.be/BvrQX2Vs890, dan www.yotube.com/live/2PKGN2KaBbs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar